Halaman

Rabu, 11 Januari 2012


 MAKNADAN MASALAH


A.    PENGERTIAN MAKNA

Berbicara mengenai makna merupakan suatu hal yang amat pelik. Pateda (1989: 15) mengatakan bahwa istilah makna (Inggris: meaning) merupakan istilah yang membingungkan. Ada tiga hal yang dijelaskan oleh para filsuf dan linguis dalam hubungan ini, yaitu: (1) menjelaskan kata Secara alamiah; (2) rnendeskripsikan makna kalimat secara tepat; dan (3) menjelaskan proses komunikasi. Dengan demikian, penjelasan makna dapat dilihat dari tiga segi, yaitu (1) kata, (2) kalimat, dan (3) apa yang dibutuhkan pembicara untuk berkomunikasi.

B.     BATASAN MAKNA
            Batasan makna oleh Ogden dan Richards tersebut adalah sebagai berikut:
1)            Suatu sifat instrinsik
2)            Suatu hubungan khas yang tidak teranalisis dengan hal-hal atau benda-benda lain
3)            Kata-kata lain yang digabungkan dengan sebuah kata dalam kamus
4)            Konotasi suatu kata
5)            Suatu esensi, intisani, pokok
6)            Suatu kegiatan yang diproyeksikan ke dalam suatu objek
7)            (a) Suatu peristiwa yang diharapkan
         (b) suatu kemauan
8)            Tempat atau wadah sesuatu dalam suatu sistem
9)            Konsekuensi-konsekuensi praktis sesuatu hal benda dalam pengalaman masa depan kita
10)        Konsekuensi-konsekuensi teoritis yang terlihat atas terkandungnya dalam     suatu pernyataan
11)        Emosi yang ditimbulkan oleh sesuatu
12)        Yang secara aktual berhubungan dengan suatu tanda oleh suatu hubungan tertentu
13)        (a) Efek-efek yang membantu ingatan terhadap suatu perangsang, asosasi-  asosiasi yang di inginkan
(b) Beberapa kejadian lainnya terhadap efek-efek yang membantu ingatan pantas dan cocok
(c) Terhadap sesuatu tanda di interprestasikan sebagai cikal
(d) Segala sesuatu yang disarankan oleh sesuatu
Dalam hal lambang-lambang: segala sesuatu yang secara aktual merupakan tempat mengacu sang pemakai lambang.
14)        Wadah tempat pemakai sesuatu lambang harus mengacukan diri
15)        Wadah tempat pemakai sesuatu lambang meyakini dirinya diacukan
16)        Wadah tempat penafsir sesuatu lambang,
(a)    Mengacu
(b)   Meyakini dirinya diacukan
(c)    Meyakini pemakai diacukun

C.    MAKNA, INFORMASI DAN MAKSUD
Sekalipun pada pamaparan di atas masalah makna, informasi, dan maksud sudah diuraikan perlu kiranya ulasan lagi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pemakaian ketiga istilah ini sering rancu. Samakah pengertian makna, informasi, dan maksud?

  1. Makna
Kata, makna, dan fonis bersifat Intralingual (unsur delam bahasa) yang merupakan tanda atau lambang terhadap sesuatu yang berada di luar bahasa. Yang ditandai atau dilambangkan adalah benda atau hal yang diacu oleh lambang tersebut. Kita ambil contoh kata rumah, Kata rumah mengandung makna ‘rumah’ (Jawa: ‘omah’) dan berwujud fonis fonem-fonem /r/, /u/, /m/, /a/, dan /h/ atau dalam bentuk rumah, yang mengacu pada bangunan untuk bertempat tinggal (keluarga). Sebuah rumah merupakan sesuatu luar ujaran (ekstralingual).

  1. Informasi
Makna merupakan unsur dalam bahasa (intralingual) atau lebih tepat disebut sebagai gejala dalam ujaran (utterance internal phenomenon).
Terdapat prinsip umum dalam semantik yang menyatakan bahwa apabila terdapat perbedaan bentuk, maka akan terdapat perbedaan makna pula, sekalipun perbedaan itu hanya sedikit. Dengan demikian kita akan berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan makna antara kata putra dan anak, ibu dan mama, dan sebagainya Demikian pula terdapat perbedaan antara kalimat “Anita akan menyanyikan sebuah lagu keroncong” dengan kalimat “Sebuah lagu keroncong akan dinyanyikan Anita”.

  1. Maksud
Maksud adalah sesuatu yang luar ujaran dilihat dari pihak si pengujar (pembicara), sedangkan informasi, sesuatu yang luar ujaran dilihat dari segi yang dibicarakan atau objeknya. Kridalaksana (1984: 121) mengatakan, bahwa maksud (sense) adalah makna kata, frase, dan sebagainya bagi pembicara atau pendengar pada waktu pertuturan terjadi.

D.    PENDEKATAN MAKNA
Masalah pendekatan makna, yaitu fungsi bahasa sebagai:
1)      Wakil realitas yang menyertai proses berpikir manusia secara individual
2)      Media pengolah pesan dan menerima informasi, dan
3)      Fakta sosial yang mampu menciptakan berbagai bentuk komunikas
Fungsi pertama menjadi dasar kajian dasar pendekatan: fungsi kedua sebagai pijakan atau dasar pendekatan ideasional, dan fungsi ketiga sebagai  pusat pandang pendekatan behavioral.


1.      Makna dalam Pendekatan Referensial
Sejalan dengan fungsi bahasa sebagai pengolah pesan dan menerima informasi yang menjadi pijakan pendekatan referensial, makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar.

2.      Makna dalam Pendekatan Ideasional
Dalam pendekatan ideasional, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang, tetapi memilik konvensi sehingga dapat saling dimengerti. Gambaran kesatuan hubungan antara makna dengan bentuk kebahasaan itu secaru jelas.
Pendekatan ideasional dilatari gagasan John Locke, yakni bahasa adalah pengembangan makna untuk mengomunikasikan gagasan (Aminuddin, 1988: 60). Dalam pendekatan ideasional, makna dianggap sebagai pemarkah ide memperoleh bentuk lewat bahasa dan terwujud dalam kode.

3.      Makna dalam Pendekatan Behavioral
Pendekatan behavioral mengkaji makna dalam peristiwa ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech situation) Hymes menjelaskan bahwa satuan tuturan atau unit terkecil yang mengandung makna penuh dari keseluruhan speech event yang berlangsung dalam speech situation disebut speech act (Aminuddin, 1988: 62).

4.      Aplikasi Pendekatan Referensial, Ideasional, dan Behavioral
Pendekatan behavioral dalam kajian semantik juga tumbuh dengan bertolak pada teori behavioris dalam psikologi. Kajian semantik yang menekankan pada fakta sosial oleh Halliday disebut sosiosemantik.





E.     TANDA, LAMBANG, KONSEP, DAN DEFINISI
            Tanda dalam bahasa Indonesia pertama-tama adalah berarti “bekas”. Lambang sebenarnya juga adalah tanda. Hanya bedanya lambang ini tidak memberi tanda secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain.
            Konsep sebagai referen dari suatu lambang memang tidak pernah bisa “sempurna”. Semua ini membuat orang berusaha merumuskan konsep-konsep yang ada dalam dunia idenya dalam suatu rumusan yang disebut definisi atau batasan. Psikologi disebut semantik behaviorisme (behaviorist semantics).
Terdapat empat ciri behaviorisme secara umum, yaitu sebagai berikut:
1)      Menolak konsep mentalisme yang mengkaji mind dan concept tanpa berdasar pada data sahih
2)      Mempercayai bahwa binatang dan manusia memiliki ciri perilaku dasar yang sama
3)      Perilaku manusia dalam berbahasa pada dasarnya bertolak dari dan dibentuk oleh faktor social
4)      Memiliki konsep mekanisme dalam kehidupan manusia, seperti ditandai adanya stimulus dan respon (S dan R)

F.     ASPEK MAKNA
Ujaran manusia menurut Joseph T. Shiply dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu;
1.      Pengertian (sense)
2.      Perasaan (feeling)
3.      Nada (tone)
4.      Maksud (intention)
(Pateda, 1989:50). Uraian berikut ini akan menjelaskan aspek-aspek ujaran tersebut.

1.      Pengertian
            Pengertian dapat dicapai apabila antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi itu memiliki kesamaan bahasa.

Pengertian mempunyai beberapa arti: (1) gambaran pengetahuan tetang sesuatu di dalam pikiran, (2) arti, artian, (3) kesanggupan intelegensi untuk menangkap makna suatu situasi atau parbuatan (lihat KBBI, 1989: 236). Sementara itu, John Lyons menjelaskan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam perbendaharaan kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar